2 Pemikir Kritis. Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. bersabda: "Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu: Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia
KajianHadits Tentang Berpikir Kritis Al-Quran dan hadits merupakan dua sumber hukum yang tidak dapat dipisahkan. Hadits menguatkan hukum yang telah ditetapkan Al-Quran. Berikut ini contoh hadits yang terkait dengan kajian berpikir kritis dan objektif. Ibnu Abbas r.a. berkata: ketika aku menginap dirumah bibiku Maimunah, Rasulullah saw.
22Berbuat baik kepada manusia sesuai perintah Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits terkait. 3.2 Menganalisis dan mengevaluasi makna Q.S. Lukman/31: 13-14, serta hadits tentang kewajiban beribadah dan bersyukur kepada Allah swt. 4.2.1 Membaca Q.S. Lukman/31: 13-14, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf.
Berpikirkritis adalah sebuah proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan. Sedangkan sikap dan tindakan yang mencerminkan berfikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt adalah berusaha memahami
FNpop. Hello Readers, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi di mana kita harus membuat keputusan yang tepat. Namun, seringkali keputusan yang kita ambil tidak sesuai dengan harapan kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis agar dapat membuat keputusan yang lebih rasional dan tepat. Dalam artikel ini, kita akan membahas hadits tentang berpikir kritis dalam pandangan Islam. Hadits Tentang Berpikir Kritis Menurut Ibn Abbas, Rasulullah SAW pernah bersabda “Berfikirlah sebelum kamu berbicara dan beramallah sebelum kamu memikirkan tindakanmu”. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk mempertimbangkan setiap kata yang akan keluar dari mulutnya dan setiap tindakan yang akan dilakukan. Hal ini menunjukkan pentingnya berpikir kritis dalam setiap tindakan yang kita lakukan. Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah bersabda “Tidak ada kebaikan dalam kebodohan dan tidak ada kejahatan dalam pengetahuan”. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk terus meningkatkan pengetahuannya dan menghindari kebodohan. Dengan demikian, umat Islam akan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan rasional. Pandangan Islam Terhadap Kebenaran Dalam Islam, kebenaran dianggap sebagai hal yang sangat penting. Oleh karena itu, para ulama Islam selalu mengajarkan kepada umat Islam untuk mencari kebenaran dalam segala hal. Dalam Surah Al-Baqarah ayat 42, Allah SWT berfirman “Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran, sedang kamu mengetahui.” Ayat ini menunjukkan pentingnya untuk selalu mencari kebenaran dan tidak menyembunyikannya. Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, Rasulullah SAW pernah bersabda “Cari lah kebenaran, walaupun itu ada pada musuhmu”. Dalam hadits ini, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umat Islam untuk tidak memandang dari siapa kebenaran itu datang. Yang penting adalah mencari kebenaran dan mengambil manfaat dari kebenaran tersebut. Cara Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, kita harus terus meningkatkan pengetahuan kita. Dengan memiliki pengetahuan yang luas, kita akan dapat mempertimbangkan setiap pilihan dengan lebih rasional. Kedua, kita harus belajar untuk mempertanyakan segala hal. Tidak cukup hanya menerima informasi yang diberikan tanpa mempertanyakan kebenarannya. Ketiga, kita harus berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda, kita akan dapat mempertimbangkan setiap pilihan dengan lebih baik. Kesimpulan Secara keseluruhan, hadits tentang berpikir kritis dalam pandangan Islam sangat penting untuk membantu kita membuat keputusan yang tepat dan rasional. Dalam Islam, kebenaran dianggap sebagai hal yang sangat penting, sehingga umat Islam selalu diajarkan untuk mencari kebenaran dalam segala hal. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kita harus terus meningkatkan pengetahuan kita, belajar untuk mempertanyakan segala hal, dan berusaha untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!
Materi Kelas XII, Kajian QS. ALiImran/3 190-191 dan Hadis tentang Berpikir Kritis,Objektif, dan seimbang BAB 1 Kajian Ali Imran/3 190-191 dan Hadits tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang Kompetensi Dasar Terbiasa membaca Al-Quran sebagai pengamalan dengan meyakini bahwa agama mengajarkan kepada umatnya untuk berpikir kritis. Bersikap kritis sesuai dengan pesan Ali Imran/3 190-191, serta hadits terkait. Menganalisis dan mengevaluasi makna Ali Imran/3 190-191, serta hadits tentang berpikir kritis. Membaca Ali Imran/3 190-191, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf. Mendemostrasikan hafalan Ali Imra/3 190-191 dengan lancar. Menyajikan keterkaitan antara sikap kritis dengan ciri orang orang berakal ulil albab sesuai pesan Ali Imran/3 190-191. A. Kajian Ali Imran/3 190-191 tentang Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang. 1. Bacaan إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾ 2. Asbabun Nuzul Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang quraisy mendatangi kaum Yahudi dan bertanya Bukti apakah yang dibawa Musa kepadamu? Dijawab, “Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya.” Mereka juga mendatangi kaum Nasrani, dan bertanya, “Bagimana halnya dengan Isa? Dijawab, “Isa menyembuhkan mata orang buta sejak lahir dan penyakit sopak,serta menghidupkan orang yang sudah mati.” Selanjutnya, mereka juga mendatangi Rasulullah saw., dan berkata, “Mintalah kepada Tuhanmu agar bukit shafa itu jadi emas buat kami.” Nabi Muhammad saw. Berdoa, dan turunlah ayat ini Ali Imran/3 190-191. 3. Terjemah Ayat “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” QS. Ali-Imran/3 190-191. 4. Isi dan Kandungan Ayat a. Tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang tersebar adalah adanya alam semesta ini. Hal ini harus dijadikan sebagai media berpikir oleh umat islam sehingga menghasilkan hikmah, manfaat, dan maslahat. b. Keteraturan pergantian siang dan malam, bukan pergantian biasa saja tanpa ada tujuan dan faedah, karena ia adalah salah satu tanda kebesaran Allah swt. Yang membutuhkan akal untuk memikirkan. c. Semua tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang bertebaran di alam semesta ini, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang memiliki akal sehat dan nurani yang disebut ulil albab. d. Ulil Albab adalah hamba-hamba Allah swt. Yang selalu mengisi setiap waktunya untuk mengingat Allah swt. Dalam keadaan apapun, dan selalu menggunakan akal pikirannya, sehingga menghasilkan maslahat untuk orang banyak. e. Semua ciptaan Allah swt. Memiliki manfaat, dan tidak ada satupun jenis mahlukpun yang diciptakan tanpa makna sia-sia, namun tidak semua manusia dapat memahaminya. f. Ulil Albab juga melakukan pemikiran kritis, objektif, dan seimbang terhadap segala sesuatu atau problematika yang muncul sehingga hasil pemikirannya tidak menjadikan pihak lain ragu dan bimbang, sampai pada akhirnya tidak memunculkan adanya sangkaan buruk kepada segala ciptaannya. g. Segala pemikiran yang dilakukan ulil albab menimbulkan kesadaran diri bahwa semua ini bersumber dari Allah swt. Dan menimbulkan ajakan terhadap diri sendiri dan pihak lain agar semakin dekat taqarrub kepada Allah swt. Sehingga jika pemikiran seperti ini diterapkan akan mengantarkan pada keselamatan dunia akhirat, sekaligus tehindar dari kesengsaraan hidup api neraka. 5. Sikap dan Perilaku yang Mencerminkan Pengamalan Ayat a. Berusaha memahami Al-Quran dan hadits dengan baik dan benar, serta kritis dan objektif dalam menghadapi problematika yang ada melalui berbagai sumber atau rujukan yang terpercaya. b. Berusaha bersikap kritis dalam memahami semua fenomena alam sehingga mampu menemukan manfaat, faedah, dan maslahat dari tanda-tanda kebesaran Allah swt. Yang ada di alam semesta. c. Mengedepankan pikiran yang kritis terhadap problematika yang muncul sehingga tidak menimbulkan keburukan bagi orang lain. d. Bukti orang bersyukur adalah menggunakan akal pikiran, qalbu, dan nafsu secara seimbang dan proporsional sehingga semua anugerah tersebut membuahkan hasil yang baik dan benar, positif, serta bermanfaat. e. Mengingat Allah swt dalam segala kondisi, baik dalam keadaan senang maupun susah, kaya maupun miskin, suka maupun duka, dengan menjalankan segala perintahnya dan meninggalkan larangannya. 6. Hikmah Berpikir Kritis, Objektif, dan Seimbang 1. Dapat memahami makna-makna yang tersembunyi di balik penciptaan alam semesta dan fenomenanya yang tejadi. 2. Dapat memanfaatkan alam untuk kepentingan umat manusia secara optimal. 3. Semakin tertantang untuk melakukan penelitian terhadap fenomena alam yang sering terjadi sehingga mampu mengungkap lebih banyak makna, faedah, dan manfaat yang terkandung di balik penciptaan alam semesta dan problematika yang muncul. 4. Semakin bersyukur kepada Allah swt. Atas anugerah berupa akal sehat, bertambah keyakinan tentang adanya hari pembalasan dan bersemangat untuk beramah saleh sebagai bekal di akhirat kelak. Sumber PendidikanAgama Islam dan Budi Pekerti untuk SMK Kelas XII, kurikilum 2013 edisi Revisi 2017,penerbit Erlangga, 2017
ini berisi beberapa Hadits Rasulullah SAW tentang Berpikir Kritis dan beberapa ayat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan berpikir kritis. Catatan buat pembacaPada setiap tulisan dalam semua tulisan yang berawalan “di” sengaja dipisahkan dengan kata dasarnya satu spasi, hal ini sebagai penciri dari website ini. Sebagaimana di ketahui bahwa berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan/keterampilan dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS atau Keterampilan 4C dalam keterampilan abad 21. Selain itu, anda dapat menambah wawasan tentang berpikir kritis ini dengan membaca artikel tentang indikator keterampilan berpikir kritis. Daftar Isi 1A. Hadits tentang Berpikir Kritis1. Hadits pertama tentang Berpikir Kritis“Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit di deritanya?” at-Tirmidzi2. Hadits kedua tentang berpikir kritis3. Hadist lain tentang berpikir kritisB. Berpikir kritis dalam Al-Quran A. Hadits tentang Berpikir Kritis Dalam pembahasan sebelumnya, berpikir kritis itu berpikir yang jelas, berpikir yang akurat, berpikir yang presisi, berpikir yang relevan, berpikir yang mendalam, berpikir secara luas, berpikir yang masuk akal, dan berpikir secara adil. Baca Selengkapnya Berpikir kritis dalam Islam 1. Hadits pertama tentang Berpikir Kritis Hadits Tentang Berpikir Kritis – Perintah berpikir kritis dari Rasulullah Saw. tercantum dalam beberapa hadits. Dalam ajaran agama Islam, berpikir kritis bisa di artikan sebagai sikap dan tindakan yang berusaha memahami ajaran agama dari berbagai sumber. Usaha untuk memahami tersebut lalu di lanjutkan dengan menganalisis, merenungi kandungannya, dan menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif. Tindakan positif yang di lakukan akan memunculkan pengaruh baik dalam kehidupan. Berpikir kritis dapat ditujukkan melalui sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid sah serta argumen yang akurat. Tentu saja sikap kritis ini harus di dukung oleh sikap yang bertanggung jawab terhadap apa yang di kritisi. Sikap kritis dalam suasana demokrasi juga perlu di dukung dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara damai. Masalah yang berasal dari perbedaan pendapat dapat berujung konflik, untuk itu perlu di tekankan penyelesaian masalah dil akukan dengan damai bukan kekerasan Berpikir kritis dapat di artikan sebagai sebuah proses yang sadar dan sengaja yang di gunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan bersikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda “Bersegeralah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara yaitu Apa yang kalian tunggu selain kemiskinan yang melalaikan, atau kekayaan yang menyombongkan, atau sakit yang merusak tubuh, atau tua yang melemahkan, atau kematian yang cepat, atau Dajjal, maka ia adalah seburuk buruknya makhluk yang dinantikan, ataukah kiamat, padahal hari kiamat itu adalah saat yang terbesar bencananya serta yang terpahit di deritanya?” at-Tirmidzi Dalam hadis tersebut Rasulullah Saw. mengingatkan agar umat Islam bersegera dan tidak menunda-nunda untuk beramal salih. Rasulullah SAW, menyebutkan bahwa ada tujuh macam peristiwa buruk yang kemungkinan akan terjadi apabila kita lalai. Perintah atau peringatan Rasulullah Saw. tersebut bertujuan untuk menyadarkan kita semua. Pertama, Bahwa kemiskinan yang membuat seorang hamba menjadi lalai kepada Allah Swt. muncuk karena kesibukan mencari penghidupan atau harta di dunia. Terlalu sibuk tentang urusan dunia membuat seseorang lalai pada urusan akhirat atau spiritual. Kedua, Bahwa kekayaan bisa membuat seseorang menjadi sombong. Kesombongan tersebut muncul karena ada anggapam bahwa semua kekayaan yang di dapatkan adalah karena kehebatan manusia. Padahal, kekayaan tersebut ada karena izin Allah Swt. semata. Ketiga, Bahwa sakit yang dapat membuat ketampanan dan kecantikan seorang manusia menjadi pudar, atau bahkan cacat. Keempat, Tentang masa tua yang membuat manusia menjadi lemah atau tak berdaya. Kelima, Kematian yang cepat di sebabkan karena usia atau umur yang di miliki seorang manusia tidak memberi manfaat. Keenam, Kedatangan dajjal yang di katakan sebagai makhluk terburuk sebab kedatangannya menjadi fitnah bagi manusia. Ketujuh, Hari kiamat yang merupakan bencana terdahsyat bagi orang yang mengalaminya. 2. Hadits kedua tentang berpikir kritis Hadits Tentang Berpikir Kritis berikutnya adalah HR. At-Tirmizi Hadis Hasan, Artinya Dari Abu Ya’la yaitu Syaddad Ibnu Aus dari Nabi saw. Beliau bersabda “Orang yang cerdas ialah orang yang mampu mengintrospeksi dirinya dan suka beramal untuk kehidupannya setelah mati. Sedangkan orang yang lemah ialah orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya dan berharapkepada Allah Swt. dengan harapan kosong”. HR. At-Tirmizi dan beliau berkata Hadis Hasan. Dalam hadits ini Rasulullah SAW, menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang pandangannya jauh ke depan, menembus dinding duniawi, yaitu hingga kehidupan abadi yang ada di balik kehidupan fana di dunia ini. Tentu saja, hal itu sangat di pengaruhi oleh keimanan seseorang kepada adanya kehidupan kedua, yaitu akhirat. Orang yang tidak meyakini adanya hari pembalasan, tentu tidak akan pernah berpikir untuk menyiapkan diri dengan amal apa pun. Jika indikasi “cerdas” dalam pandangan Rasulullah saw. adalah jauhnya orientasi dan visi ke depan akhirat, maka pandangan-pandangan yang hanya terbatas pada dunia, menjadi pertanda tindakan “bodoh” atau “jahil” Arab, kebodohan=jahiliyah. Bangsa Arab pra Islam dikatakan jahiliyah bukan karena tidak dapat baca tulis, tetapi karena kelakuannya menyiratkan kebodohan, yaitu menyembah berhala dan melakukan kejahatan-kejahatan. Orang “bodoh” tidak pernah takut melakukan korupsi, menipu, dan kezaliman lainnya, asalkan dapat selamat dari jerat hukum di pengadilan dunia. Jadi, kemaksiatan adalah tindakan “bodoh” karena hanya memperhitungkan pengadilan dunia yang mudah di rekayasa, sedangkan pengadilan Allah Swt. Di akhirat yang tidak ada tawar-menawar malah ”di abaikan”. Orang-orang tersebut dalam hadis di atas di katakan sebagai orang “lemah”, karena tidak mampu melawan nafsunya sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang suka bertindak bodoh adalah orang-orang lemah. 3. Hadist lain tentang berpikir kritis Selain kedua hadist tersebut, ada juga kutipan beberapa hadis yang mendorong umat Islam untuk menggunakan akal sehat dan berpikir rasional dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa hadis yang relevan dengan konsep berpikir kritis “Aku memerintahkan kalian untuk berpikir, karena berpikir adalah awal dari segala kebaikan.” Hadis riwayat Imam Ali bin Abi Thalib “Barang siapa yang menginginkan petunjuk, maka hendaklah ia berpikir.” Hadis riwayat Abu Hurairah “Barangsiapa yang memiliki akal yang sehat, maka hendaklah ia mempergunakan akalnya.” Hadis riwayat Abdullah bin Mas’ud Dari ketiga hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu hal yang sangat penting dan dianjurkan dalam Islam. Melalui berpikir kritis, seseorang dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan memperoleh petunjuk yang benar. B. Berpikir kritis dalam Al-Quran Selain dari hadits, dalam Al-Quran, terdapat beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perlunya berpikir kritis di antaranya adalah Ali Imran/3190-191 Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. bagi orangorang yang berakal, yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah Swt. dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring, dan memikirkan penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa api neraka”. Makna ayat Ayat 190 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Yakni orang-orang yang berakal, Orang-orang yang mau berpikir, Orang-orang yang mau memperhatikan alam. Orang-orang yang kritis. Ayat 191 ini menjelaskannya bahwa ulul albab adalah orang yang banyak berdzikir dan bertafakkur. Ia berdzikir dalam segala kondisi baik saat berdiri, duduk ataupun berbaring. Ia juga mentafakkuri memikirkan penciptaan alam ini hingga sampai pada kesimpulan bahwa Allah menciptakan alam tidak ada yang sia-sia. Maka ia pun berdoa kepada Allah, memohon perlindungan dari siksa neraka. Silahkan klik di sini untuk mendapatkan file PDF tulisan ini Demikian beberapa hadits yang berkaitan dengan berpikir bermanfaat.