SedangkanHusein bin Ali bin Abi Thalib, merupakan anak kedua, ia lahir setahun setelah kakaknya, Hasan. Tak hanya Hasan, Nabi Muhammad SAW juga sangat menyayangi Husein. Sosok Husein dikenal sebagai orang yang tampan dan juga gagah berani. Jika Hasan sangat mirip dengan Nabi Muhammad SAW mulai dari dada ke atas, sementara Husein sangat mirip
Padahari itu, cucu Nabi Muhammad yakni Husain bin Ali dibantai bersama pengikutnya di Karbala oleh tentara penguasa Umayah kala itu yakni Yazid bin Muawiyah. Lalu mengapa Husain harus membawa keluarganya? Peneliti Pemikiran Islam, Mohamed Fathi Al Nady, mengatakan apa yang dilakukan Husain dengan membawa keluarganya ke Karbala adalah hal normal.
Dimasa pemerintahan Yazîd bin Mu'âwiyah, tahun 61 H.,681 M. pasukan yang dipimpin oleh 'Umar Sa'd bin Abî Waqqâsh yang berjumlah 4.000 orang telah membunuh Husain bin 'Alî bin Abî Thâlib dan keluarga serta sahabat-sahabatnya yang berjumlah 72 orang.
Husainbin Ali (626-680), juga dikenal dengan ''Husain asy-Syahid'' Ia memerangi para pembunuh al Husain dan musuh kaum Alawiyyun, setiap kali mengetahui ada orang yang berkerja sama dalam pembunuhan al Husain, ia segera membunuhnya. Dengan tindaknaya itu dia telah menarik simpati rakyat, khususnya orang-orang Syi'ah, sehingga mereka
Kemudianbarisan para teroris pembunuh Khalifah 'Utsman bin 'Affan tersebut menghilangkan jejak dan menyusup di barisan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu. Mereka menampilkan diri sebagai pendukung khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu. Barisan para teroris tersebut menyulut bara fitnah.
Dannama Husain bin Ali menjadi atribut pemujaan. Hari kewafatannya diperingati dengan dimensi kesakralan yang menggetarkan. Husain bin Ali menjelma menjadi sosok penting dan suci dari sebuah dinasti kekhalifahan dan keturunan. Di beberapa belahan dunia, Husain bin Ali menempati ruang kudus dan menjadi sosok sentral dalam ritual peringatan.
Orangorang yang mendengar seruan Ali bergegas menangkap Ibnu Muljam. Saat itu datanglah Ummu Kultsum, putri Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه. Ummu Kultsum berkata: "Wahai musuh Allah, engkau telah membunuh Amirul Mukminin!" Ibnu Muljam menjawab: "Dia hanya sekadar bapakmu." (bukan Amirul Mukminin, pen.).
Parapembunuh tersebut di antaranya bernama Syamir bin Dzi al-Jausyan, Husain bin Numair, Zur'ah bin Syarik al-Tamimi, Khauli bin Sa'ad al-Asbahi, Sinan bin Anas, dan Mahfaz bin Tsa'labah
Umarbin Sa'ad bin Abi Waqqash . Umar bin Sa'ad bin abi Waqqash salah satu pembunuh Imam Husain (as) juga dijadikan perawi oleh ahlu sunnah : Dzahabi dalam Siyar Al-Aalam al-Nubala (4/349): "Umar bin Sa'ad, komandan pasukan yang berperang melawan al-Husain (ra), kemudian al-Mukhtar membunuhnya (membunuh Umar bin Sa'ad)". ..
Pembunuhpembunuh yang mengatasnamakan Islam sudah ada sejak Islam hadir di Indonesia. Jika diurut keatas, silsilah Syekh Siti Jenar berpuncak pada Sayidina Husain bin 'Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah. Penumpang perahu itu mengalami nasib seperti penumpang perahu yg lain, yakni akan dijadikan hamba sahaya oleh Sang Maha Raja
7F6RpBq. JAKARTA, - Kisah terbunuhnya cucu Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib pada tanggal 10 Muharram 61 Hijriah merupakan peristiwa sejarah yang sangat memilukan bagi umat Islam. Pada hari itu, Sayyidina Husain, cucu Rasulullah Saw terbunuh di Karbala yang akhirnya dikenal dengan peristiwa ini dilakukan oleh kelompok pro-khalifah pada masa itu. Yaitu pendukung Yazid bin Mu’awiyah. Menurut beberapa pakar sejarah, meskipun sebenarnya khalifah Muawiyah tidak menghendaki tentang pembunuhan itu. Baca Juga Peristiwa itu memang sangat kejam dan tragis bagi siapa yang merenungkan ataupun membaca kisahnya. Sebab yang dibunuh adalah orang yang sangat dicintai Rasulallah sebuah hadis diriwayatkan mengenai peristiwa terbunuhnya Sayyidina Husain Baca Juga رُوِيَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْكَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ مَنْزِلِيْ إِذْ دَخَلَ عَلَيْهِ الْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَطَالَعْتُهُمَا مِنَ الْبَابِ وَإِذَا اَلْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَلَى صَدْرِ النَّبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَلْعَبُ وَفِيْ يَدِ النَّبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِطْعَةٌ مِنْ طِيْنٍ وَدُمُوْعُهُ تَجْرِيْDiceritakan dari Ummi Salamah –radhiyallaahu anhaa- beliau berkata Adalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam didalam rumahku, tiba-tiba masuklah Husain radhiyallaahu anhu kepada beliau. Maka aku memandang keduanya dari itu Husain radhiyallaahu anhu bermain-main diatas dada Nabi shallallaahu alaihi wasallam, sementara ditangan Nabi shallallaahu alaihi wasallam ada sebongkah tanah, dan air mata beliau mengalirفَلَمَّا خَرَجَ الْحُسَيْنُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ دَخَلْتُ إِلَيْهِ فَقُلْتُ بِأَبِيْ وَأُمِّيْ يَا رَسُوْلَ اللهِ طَالَعْتُكَ وَفِيْ يَدِكَ طِيْنَةٌ وَأَنْتَ تَبْكِيْ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيْ لَمَّا فَرِحْتُ بِهِ وَهُوَ عَلَى صَدْرِيْ يَلْعَبُ أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَنَاوَلَنِيْ اَلطِّيْنَةَ الَّتِيْ يُقْتَلُ عَلَيْهَا فَلِذَلِكَ بَكَيْتُDan ketika Husain radhiyallaahu anhu sudah keluar, maka akupun masuk kepada beliau, maka aku berkata “Dengan bapakku dan dengan ibuku kalimat aku melihat engkau, ditangan engkau ada tanah sambil engkau menangis, maka beliaupun bersabda kepadaku “Ketika aku bersuka-cita dengannya sementara dia diatas dadaku sambil bermain-main, maka datanglah Jibril alaihissalaam kepadaku. Dia memberiku tanah yang mana dia akan dibunuh diatasnya, maka karena itulah aku kitab Nuuruzhzhalaam karya Syeikh Nawawi al Bantani halaman 35وَرُوِيَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهَا اَلْقَارُوْرَةَ الَّتِيْ فِيْهَا تُرْبَةُ مَقْتَلِ الْحُسَيْنِ وَتُركِتْ عِنْدَهَاDiceritakan, sesungguhnya Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam memberinya Ummu Salamah sebuah botol yang di dalamnya ada tanah tempat dibunuhnya Husain. Botol tersebut ditinggalkan di لَمَّا جَاءَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جِبْرِيْلُ وَأَخْبَرَهُ أَنَّ الْحُسَيْنَ مَقْتُوْلٌ فِي هَذَا التُّرَابِ وَأَرَاهُ مِنْ تُرْبَةِ الْأَرْضِ الَّتِيْ يُقْتَلُ فِيْهَا وَشَمَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَلِكَ التُّرَابَ فَقَالَ وَيْحَ كَرْبَلَاءَ وَقَالَ لَهَا إِذَا صَارَ هَذَا التُّرَابُ دَمًا فَقَدْ قُتِلَ اِبْنِيْ اَلْحُسَيْنُHal itu adalah ketika Jibril mendatangi Nabi shallallaahu alaihi wasallam dan dia mengkhabarkan beliau bahwasanya Husain akan dibunuh diatas tanah ini, dan dia Jibril memperlihatkan kepada beliau dari tanahnya bumi dimana Husain akan dibunuh diatasnya, dan beliaupun mencium tanah tersebut seraya berkata “Celaka Karbala !”Dan beliau berkata kepada Ummu Salamah “Jika tanah ini sudah menjadi darah, maka anakku, Husain dibunuh.”فَانْتَبَهَتْ وَقَالَتْ لِجَارِيَتِهَا اِذْهَبِيْ إِلَى السُّوْقِ فَانْظُرِيْ مَا الْخَبَرُ فَرَجَعَتْ إِلَيْهَا الْجَارِيَةُ وَقَالْتْ قُتِلَ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُDan ketika dilihatnya tanah menjadi darah maka terperanjatlah Ummu Salamah. Dia berkata kepada budak perempuannya “Pergilah engkau kepasar. Lihatlah ada berita apa disana.”. diapun pergi kepasar dan pulanglah dia ke Ummu Salamah. Dia berkata Husain bin Ali radhiyallaahu anhu dibunuh.”Wallahu A'lam PISS-KTB Editor Kastolani Marzuki Follow Berita iNewsMaluku di Google News