DoaPernikahan: Doa Nabi untuk Abdurrahman Bin Auf (Umdatul Ahkam, Eps.277) - Ustadz Aris Munandar Doa untuk pengantin, mahar pernikahan, dan hukum walimah adalah tiga dari sekian banyak hal yang cukup sering ditanyakan oleh kaum muslimin. Seperti yang kita ketahui, mahar adalah salah satu syarat pernikahan. Bahkan mahar nikah adalah syarat sah
Kasuswabah penyakit sebenarnya sudah ada sejak dulu. Pun demikian di masa Rasulullah Muhammad SAW.. Rasulullah juga mengajarkan cara menghadapi wabah penyakit. Hal itu tertuang dalam hadisnya yang diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf, tercantum dalam kitab Shahih Muslim dengan nomor kodifikasi 4115.. Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu.
Abdurrahmanbin Auf pernah berdoa saat tawaf agar dijauhi dari sifat pelit.
TuntunanDoa Harian - Pustaka Ibnu Umar di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Beli Tuntunan Doa Harian - Pustaka Ibnu Umar di Abdurrahman_Bin Auf. Promo khusus pengguna baru di aplikasi Tokopedia!
AbuDzar al Ghifari (HR Abu Dawud dan Nasaa-i). Ibnu 'Umar (HR Ahmad, Thabrani, Abu Nu'aim). Anas (HR Bukhari dalam kitab Khalqu Af'aalil Ibaad). Jarir bin 'Abdullah al Bajali (HR Abu 'Awanah). Ibnu 'Abbas dan Abu Amir al 'Asy'ari (HR Ahmad, sanadnya hasan) 6. Ahlus sunnah mengimani tentang adanya Malaikat.
Spreadthe love Doa Pernikahan: Doa Nabi untuk Abdurrahman Bin Auf (Umdatul Ahkam, Eps.277) - Ustadz Aris Munandar Doa untuk pengantin, mahar pernikahan, dan hukum walimah adalah tiga dari sekian banyak hal yang cukup sering ditanyakan oleh kaum muslimin. Seperti yang kita ketahui, mahar adalah salah satu syarat pernikahan. Bahkan []
Dansungguh wasiat ini hakikatnya tidak hanya berlaku pada masa itu sahaja, tidak pula hanya berlaku untuk Abdurrahman bin 'Auf saja, melainkan wasiat ini ialah untuk seluruh pengikutnya dari masa ke masa, dimanapun mereka berada. Sungguhlah bila kita bercermin atas apa yang terjadi pada tubuh umat Islam belakangan ini, terlebih lagi pada
Ya, Allah, jadikan hamba miskin seperti Mush'an bin Umar, atau Hamzah, " doa Abdurrahman bin Auf. Allah Swt Maha Pengasih dan Penyayang, walaupun Abdurrahman berdoa berharap menjadi orang miskin, namun rezeki dan untung berniaganya semakin bertambah banyak. Bahkan, Ummul Mukminin Aisyah menceritakan, bila pulang berniaga Abdurrahman bin Auf
Konsepdakwah entrepreneur menurut Abdurrahman bin Auf merupakan suatu pekerjaaan dan tugas kewajiban yang menggunakan ajaran-ajaran dan nilai-nilai syariat Islam yang keberhasilannya akan menambah dekatnya jiwa kepada Allah SWT. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsep dakwah entrepreneur menurut Abdurrahman bin Auf sehingga dapat menjadi panutan untuk wirausaha lain.
2973824 Text of Payers/Doa, Buku Doa Kelaskan di sini kumpulan doa 297.385 Burial and Mourning Rites/Upacara Pemakaman menurut Islam (Abdurrahman bin Auf, Khalid bin Walid, dan lain-lain) 297.65 Organizations of Islam/Organisasi Islam Kelaskan di sini Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persatuan Islam (Persis), Hisbut Thahrir,
wDs1. SAHABAT Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam SAW yang terkenal kaya adalah Abdurrahman bin Auf. Hartanya berlimpah. Sudah begitu ia amat dermawan. Pria yang lahir 10 tahun setelah Tahun Gajah itu tambah tajir ketika Negeri Yaman diserang wabah penyakit aneh. Ceritanya begini. Suatu hari, ketika para sahabat berkumpul, Abdurrahman bin Auf mendengarkan sabda Rasulullah bahwa kelak setelah dibangkitkan dan dihitungnya amal perbuatan manusia semasa hidup, "orang yang kaya akan lebih lama menjalani perhitungan amal dibanding orang yang miskin dan saya sungguh bersama orang-orang fakir dan miskin," ujar Rasulullah. Dalam hadis sahih disebutkan bahwa Nabi pernah berdoa, "Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku pada hari kiamat dalam rombongan orang-orang miskin." Sejek itu, Abdurrahman bin Auf merenung dan berkata dalam hati, “saya tidak mau berlama-lama saat yaumul hisab karena kekayaan yang saya miliki“. Kata Kunci serba serbi [Ikuti Melalui Sosial Media]
Abdurrmiman bin Auf adalah salah seorang sahabat Nabi yang populer dalam sejarah Islam. Selain dikenal kaya raya, ia juga dermawan. Padahal waktu mula-mula hijrah ke Madinah dari Makkah, dia tidak mempunyai apa-apa. Siapa yang tidak terharu melihat Abdurrahman saat hijrah ke Madinah tahun 622 M. Dia datang tanpa bekal sedikit pun. Kekayaan yang dimilikinya, hanyalah pakaian yang melekat ditubuhnya. Oleh sebab itu Rasulullah segera mempersaudarakan Abdurrahman dengan Sa’ad bin Rabi, seorang hartawan di Madinah. Teryata Saad bin Rabi seorang hartawan yang sangat luhur budinya. Bahkan dia bersedia memberikan modal yang besar kepada Abdurrahman bin Auf. Bahkan, ia menawarkan perempuan di antara keluarganya untuk dijadikan istri. ”Terima kasih atas kebaikan Saudara. Semoga Allah membekati harta dan keluargamu,” jawab Abdurrahman sambil menjabat tangan teman tangannya. Lalu katanya lagi, ”Sekarang begini saja, tujukkanlah padaku, di mana letak pasar, biar aku berusaha sendiri!” begitu kira-kira jawaban Abdurahman atas tawaran itu. Tetapi jangan dikira bahwa dia cuma sibuk cari uang saja. Di samping giat berdagang, Abdurrahman juga sibuk mengajar. Bahkan di medan perang pun tergolong perwira yang berani. Oleh sebab itu dia termasuk kelonpok al-asymh, yaitu ”sepuluh orang termasyhur”. Di bidang pemerintahan, termasuk kelompok yang paling sering diajak berunding bersama-sama Rasulullah. Hasil usahanya di pasar, ia kemudian menjadi salah seorang sahabat Nabi yang kaya raya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ia tidak pelit. Abdurtahman bin Auf menyumbangkan separuh dari kekayaannya. Nah, berapa jumlah sumbangannya? Uang dinar, 500 ekor kuda dan 500 ekor unta, dan ”uang saku” sebanyak 400 dinar untuk tiap prajurit. Bukan main!Itulah Abdurrahman bin Auf, seorang hartawan yang memulai usahanya dengan modal nol. Dia lahir tahun 581 M dan wafat tahun 652 M tepatnya tahun 30 H dalam usia 72 tahun. Abdullah Alawi
OlehImam Nur Suharno JAKARTA - Siang itu, Madinah sangat ramai. Para pedagang berlarian meninggalkan dagangannya menuju jalan raya. Rupanya, 700 ekor unta lengkap dengan barang dagangan dipunggungnya memasuki Kota Madinah. Itulah kafilah dagang Abdurrahman bin Auf, salah seorang sahabat terkaya pada zaman Rasul SAW. Suara hiruk-pikuk itu membuat kaget Ummul Mukminin Aisyah RA yang pada saat itu sedang menyampaikan hadis Nabi SAW. Setelah diberi tahu apa yang terjadi, Aisyah berkata “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya bagi Abdurrahman dengan baktinya di dunia, serta pahala yang besar di akhirat nanti. Aku pernah mendengar Rasul SAW bersabda bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga sambil merangkak.” Seorang sahabat berlari mencari Abdurrahman untuk mengabarkan berita gembira itu. Mendengar kabar itu, Abdurrahman segera menemui Aisyah RA. “Wahai ibunda, apakah ibunda mendengar sendiri ucapan itu dari Rasulullah?” Jawab Aisyah, “Ya aku mendengar sendiri.” Abdurrahman melonjak kegirangan. “Seandainya sanggup, aku akan memasukinya sambil berjalan. Wahai ibunda, saksikanlah, seluruh unta lengkap dengan barang dagangan di punggung masing-masing, aku dermakan untuk fi sabilillah.” Subhanallah. Begitulah kisah kedermawanan seorang sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf. Ia tidak pernah ragu sedikitpun dalam menyumbangkan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam. Karena itu, tidak salah jika Rasul SAW menyatakan jika Abdurrahman masuk surga dengan merangkak. Diilustrasikan dengan merangkak itu bukan karena sulitnya ia masuk surga, akan tetapi karena sangat dekat dan mudahnya, sehingga ia tidak perlu lagi berjalan, cukup dengan merangkak saja. Dalam kisah yang lain, pada suatu hari setelah mendengar seruan Rasul SAW untuk berjuang dengan harta, Abdurrahman bergegas pulang dan kembali membawa dinar. “Wahai Rasulullah, aku mempunyai dinar. Dan, dinar aku pinjamkan kepada Allah dan dinar untuk keluargaku.” Rasul SAW menerimanya sambil bersabda “Semoga Allah melimpahkan berkah-Nya kepadamu, terhadap harta benda yang kamu berikan, dan semoga Allah memberkahi pula harta yang kamu tinggalkan untuk keluargamu.” Tatkala Rasul SAW mengumumkan biaya Perang Tabuk, Abdurrahman pun bergegas menyerahkan 200 uqiyah emas. Melihat kejadian itu, Umar berbisik kepada Nabi SAW “Agaknya Abdurrahman berdosa tidak menyisakan uang belanja sedikit pun untuk keluarganya.” Ketika Rasul SAW menanyakan hal itu kepada Abdurrahman, ia menjawab, “Untuk mereka saya tinggalkan lebih banyak dan lebih baik daripada yang saya sumbangkan. Yakni, sebanyak rezeki, kebaikan, dan upah yang dijanjikan Allah.” Subhanallah. Singkat kisah, sejak berita gembira dari Rasul SAW itu Abdurrahman bin Auf semakin dermawan, semangatnya tinggi dalam mengorbankan hartanya di jalan Allah. Ia menyumbangkan 40 ribu dinar, 500 ekor kuda, dan unta untuk para pejuang. Ia juga membagikan 400 dinar kepada setiap veteran Perang Badar yang masih hidup. Itulah kisah inspiratif Abdurrahman bin Auf yang menggugah dan mencerahkan. Yang pasti, harta yang didermakan itu sedikit pun tidak akan mengurangi dari apa yang kita miliki. Justru sebaliknya, dapat menambah kesuburan harta. Setiap harta yang didermakan akan menjadi “umpan” untuk memperlancar rezeki. Sebab, Allah SWT akan menggantinya dengan yang lebih baik. QS Saba’ [34] 39. Wallahu a'lam. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini